Rabu, 28 Desember 2016

ASAM BASA DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI



ASAM BASA DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI

Contoh-contoh Asam


Asam dapat dengan mudah kita temui dalam kehidupan sehari-hari. Dalam makanan, minuman, buah-buahan, air hujan bahkan di dalam tubuh kita. Berdasarkan asalnya, asam dikelompokkan menjadi 2 kelompok, yaitu asam organik dan asam mineral.
Asam organik berasal dari sumber alami (tumbuhan dan hewan), umumnya bersifat asam lemah. Contoh asam organik adalah asam sitrat terdapat dalam buah jeruk, asam format terdapat dalam gigitan/sengatan semut dan sengatan lebah dan asam asetat yang terdapat dalam cuka makan. Asam mineral adalah senyawa asam seperti asam klorida (asam lambung) terdapat dalam sistem pencernaan manusia dan hewan. Asam mineral banyak juga dimanfaatkan oleh manusia untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan umumnya bersifat asam kuat. Contoh asam mineral adalah asam klorida yang digunakan secara luas dalam industri, asam sulfat untuk aki mobil dan asam fluorida yang biasanya digunakan pada pabrik kaca.
Berdasarkan kekuatannya asam dibagi menjadi dua jenis, yaitu asam kuat dan asam lemah. Kekuatan suatu asam dapat ditentukan dari kemampuannya melepaskan ion hidrogen yang bermuatan positif (ion H+) ketika dilarutkan dalam air. Semakin banyak ion H+ yang dilepaskan, semakin kuat sifat asamnya.
Berikut ini adalah tabel beberapa contoh asam kuat dan asam lemah.


Contoh-contoh Basa


Sama halnya dengan zat asam, zat basa juga dapat dengan mudah kita temui dalam kehidupan sehari-hari. Sifat licin dan rasanya yang pahit merupakan cara mudah untuk mengenali zat basa. Beberapa contoh zat basa yang sering digunakan adalah:
    Natrium hidroksida / soda api / soda ash dan kalium hidroksida, sebagai bahan baku pembersih dalam rumah tangga, misalnya sabun mandi, sabun cuci, detergen, pemutih dan pembersih lantai
    Magnesium hidroksida dan aluminium hidroksida, terkandung dalam obat nyeri lambung (antasid)
    Amoniak, untuk pelarut desinfektan (pencegah terjadinya infeksi) dan bahan baku pupuk urea
Sama seperti asam, basa juga dibedakan menjadi basa kuat dan basa lemah. Kekuatan suatu basa dapat ditentukan dari kemampuannya melepaskan ion hidroksida yang bermuatan negatif (ion OH-) ketika dilarutkan dalam air. Semakin banyak ion OH- yang dilepaskan, semakin kuat sifat basanya. Semua rumus kimia basa umumnya mengandung gugus OH-.
Jika diketahui rumus kimia suatu basa, maka untuk memberi nama basa, cukup dengan menyebut nama logam dan diikuti kata hidroksida. Berikut ini tabel beberapa contoh basa kuat dan basa lemah:



Share:

TEORI-TEORI ASAM BASA


TEORI-TEORI ASAM BASA 


Kali ini kita akan membahas Teori Asam Basa Menurut Para Ahli disertai dengan contohnya, sebelumnya apakah anda tahu senyawa asam dalam kehidupan sehari-hari? Senyawa asam dalam kehidupan sehari-hari antara lain asam cuka, asam sitrat, dan asam sulfat. Asam cuka biasanya digunakan untuk memasak makanan misalnya acar, asam sitrat dalam buah jeruk, dan asam sulfat digunakan dalam aki kendaraan bermotor.
1. Teori Asam Basa Arrhenius
Pada tahun 1884, Svante August Arrhenius, seorang ahli kimia dari Swedia mengemukakan konsep asam dan basa. Dia menjelaskan bagaimana kekuatan asam dalam air tergantung pada konsentrasi ion-ion hidrogen di dalamnya.
Asam
Menurut Arrhenius, asam adalah zat yang jika di dalam air melepaskan ion hidrogen (H+).

Contoh-contoh reaksi asam ketika dilarutkan dalam air sebagai yaitu sebagai berikut.

          Sebenarnya ion-ion hidrogen yang dihasilkan oleh asam ketika dilarutkan dalam air terikat pada molekul-molekul air (H2O) dalam bentuk ion hidronium, yaitu ion positif yang dibentuk oleh penambahan sebuah proton (ion hidrogen) pada sebuah molekul air. Ion ini dinyatakan dengan rumus kimia H3O+. Akan tetapi, seringkali kita hanya menulis dengan H+.
          Tidak semua senyawa hidrogen adalah asam, misalnya etanol yang mempunyai rumus kimia C2H5OH. Walaupun ada unsur H-ya, etanol bukan asam. Begitu juga tidak semua hidrogen pada rumus kimia suatu asam dapat dilepaskan sebagai ion H+ dalam larutan.Contohnya, dalam rumus kimia asam asetat terdapat empat atom hidrogen, tetapi satu atom H saja yang dapat dilepaskan sebagai ion H+.

Berdasarkan kekuatannya, asam terdiri atas asam kuat dan asam lemah yang ditentukan oleh besarnya derajat ionisasi di dalam larutan air.
[1] Asam Kuat
Asam kuat adalah asam yang derajat ionisasinya mendekati satu asam yang mengalami ionisasi sempurna.Contohnya HCI (asam klorida), HBr (asam bromida), HI (asam iodida), HNO3 (asam nitrat), H2SO3 (asam sulfit), H3PO4 (asam fosfat) dan H2CO3 (asam karbonat).
[2] Asam Lemah
Asam lemah adalah asam yang derajat ionisasinya lebih kecil atau asam yang mengalami ionisasi sebagian.Contoh HF (assam fluorida), CH3COOH (asam asetat), HCN (asam sianida), HNO2 (asam nitrit), H2SO3 (asam sulfit), H3PO4 (asam fosfat), dan H2CO3 (asam karbonat).
Berdasarkan jumlah ion H+ yang dilepaskan, asam dibedakan sebagai berikut:
[1] Asam Monoprotik
Asam monoprotik adalah asam yang melepaskan satu ion H+ dalam pelarut air.
Contoh:
[2] Asam Diprotik
Asam diprotik adalah asam yang melepaskan dua ion H+ dalam pelarut air.
Contoh:
[3] Asam Triprotik
Asam triprotik adalah asam yang melepaskan tiga ion H+ dalam pelarut air.
Contoh:
Ion negatif yang terbentuk dari asam setelah melepas ion H+ disebut ion sisa asam.
Basa
Menurut Arrhenius, basa adalah senyawa yang dalam air dapat menghasilkan ion hidroksida (OH-).

Contoh-contoh reaksi basa ketika dilarutkan dalam air sebagai berikut.

Basa berdasarkan pada ion OH- yang dilepaskan pada reaksi ionisasi basa dibedakan menjadi sebagai berikut:
[1] Basa Monohidroksi
Basa monohidroksi adalah basa yang pada reaksi ionisasi melepaskan satu ion OH-.
Contoh:


[2] Basa Polihidroksi
Basa polihidroksi adalah basa yang ada pada reaksi ionisasi melepaskan ion OH- lebih dari satu.
Contoh:
2. Teori Asam Basa Menurut Bronsted-Lowry
Teori asam-basa Bronsted-Lowry adalah teori yang melengkapi kelemahan teori asam-basa Arrhenius karena tidak semua senyawa bersifat asam/basa dapat menghasilkan ion H+/OH- jika dilarutkan dalam air.
Menurut Bronsted-Lowry asam adalah senyawa yang dapat menyumbang proton, yaitu ion H+ ke senyawa/zat lain. Basa adalah senyawa yang dapat menerima proton, yaitu ion H+ dari senyawa/zat lain. Teori ini juga memiliki kelemahan, yaitu tidak dapat memperlihatkan sifat asam/basa suatu senyawa jika tidak ada proton yang terlibat dalam reaksi.Berdasarkan teori di atas, reaksi antara gas HCI dan NH3 dapat dijelaskan sebagai reaksi asam-basa yaitu:
Simbol (g) dan (s) menyatakan zat berwujud gas dan padat. Hidrogen klorida mendonorkan proton pada amonia dan berperan sebagai asam.
Menurut teori Bronsted dan Lowry, zat dapat berperan baik sebagai asam maupun basa. Jika zat tertentu lebih mudah melepas proton, zat ini akan berperan sebagai asam dan lawannya sebagai basa. Sebaliknya, jika suatu zat lebih mudah menerima proton, zat ini akan berperan sebagai basa. Dalam suatu larutan asam dalam air, air berperan sebagai basa.

Dalam reaksi diatas, perbedaan HCI dan CI- adalah sebuah proton, dan perubahan antarkeduanya adalah reversibel. Hubungan seperti ini disebut hubungan konjugat, serta pasangan HCI dan CI- juga disebut pasangan asam-basa konjugat.
Larutan dalam air ion CO32 bersifat basa. Dalam reaksi antara ion CO32- dan H2O, yang pertama berperan sebagai basa dan yang kedua sebagai asam dan keduanya membentuk pasangan asam-basa konjugat.

Zat disebut sebagai amfoter bila zat ini dapat berperan sebagai asam atau basa. Air adalah zat atmosfer yang khas. Reaksi antara dua molekul air menghasilkan ion hidronium dan ion hidroksida adalah contoh khas reaksi zat atmosfer.

3. Teori Asam Basa Menurut Lewis
Di tahun 1923 ketika Bronsted dan Lowry mengusulkan teori asam-basanya, Lewis mengusulkan teori asam-basa baru juga. Lewis yang juga mengusulkan teori oktet, memikirkan bahwa teori asam-basa sebagai masalah dasar yang harus diselesaikan berlandaskan teori struktur atom, bukan berdasarkan hasil percobaan. Menurut Lewis, asam adalah zat yang dapat menerima elektron. Basa adalah zat yang dapat mendonorkan pasangan elektron. Semua zat yang didefinisikan sebagai asam dalam teori Arrhenius juga merupakan asam dalam kerangka teori Lewis, karena proton adalah aksepator pasangan elektron. Dalam reaksi netralis proton membentuk ikatan koordinat dengan ion hidroksida.

 Situasi ini sama dengan reaksi fase gas yang pertama diterima sebagai reaksi asam-basa dalam kerangka teori Bronsted-Lowry.


Dalam reaksi ini proton dan HCI membentuk ikatan koordinat dengan pasangan elektron bebas atom nitrogen. Keuntungan utama teori asam-basa Lewis terletak pada fakta bahwa beberapa reaksi yang tidak dianggap sebagai reaksi asam-basa dalam kerangka teori Arrhenius dan Bronstred-Lowry terbukti sebagai reaksi asam-basa dalam teori Lewis. Sebagai contoh reaksi antara boron trifluorida BF3 dan ion fluorida F-.

Reaksi ini melibatkan koordinasi boron trifluorida pada pasangan elektron bebas ion fluorida. Menurut teori asam-basa Lewis, BF3 adalah asam. Untuk membedakan asam semacam BF3 dari asam protik (yang melepas proton dengan kata lain, asam adalah kerangka teori Arrhenius dan Bronsted-Lowry), asam ini disebut asam Lewis.
Boron membentuk senyawa yang tidak memenuhi aturan oktet, dan dengan demikian adalah contoh khas unsur yang membentuk asam Lewis. Karena semua basa bronsted-Lowry mendonasikan pasangan elektronnya pada proton, basa ini juga merupakan basa Lewis. Namun, tidak semua asam Lewis adalah asam Bronsted-Lowry sebagaimana dinyatakan dalam contoh diatas.

Sumber :
Chang. Raymond. 2005 KIMIA DASAR KONSEP KONSEP INTI Edisi ketiga Jilid 2. Jakarta : Erlangga

Share:

PENGANTAR ASAM BASA



 PENGANTAR ASAM BASA
1.     Asam
Asam merupakan salah satu penyusun dari berbagai bahan makanan dan minuman, misalnya cuka, keju, dan buah-buahan. Menurut Arrhenius, asam adalah zat yang dalam air akan  melepaskan ion H+. Jadi, pembawa sifat asam adalah ion H+ (ion hidrogen), sehingga rumus kimia asam selalu mengandung atom hidrogen. Ion adalah atom atau sekelompok atom yang bermuatan listrik. Kation adalah ion yang bermuatan listrik positif. Adapun anion adalah ion yang bermuatan listrik negatif.
2.    Basa
Dalam keadaan murni, basa umumnya berupa kristal padat dan bersifat kaustik. Beberapa produk rumah tangga seperti deodoran, obat maag (antacid) dan sabun serta deterjen mengandung basa.
Basa adalah suatu senyawa yang jika dilarutkan dalam air (larutan) dapat melepaskan ion hidroksida (OH-). Oleh karena itu, semua rumus kimia basa umumnya mengandung gugus OH.
Asam Kuat
Asam kuat itu terdisosiasi sepenuhnya dalam air, membentuk H+ dan anion.
Ada enam macam asam kuat, yaitu
    HCl – asam klorida
    HNO3 – asam nitrat
    H2SO4 – asam sulfat
    HBr – asam bromida
    HI – asam iodida
    HClO4 – asam perklorat
Jika asam terurai 100% dalam larutan dengan konsentrasi 1,0 M atau kurang, maka itu disebut asam kuat.
Asam sulfat dianggap sebagai asam kuat hanya pada disosiasi pertama. H2SO4   H+ + HSO4
Asam lemah
Asam lemah hanya sebagian terurai dalam air untuk memberikan H + dan anion. Contoh asam lemah termasuk asam fluorida, HF, dan asam asetat, CH3COOH. Asam lemah meliputi:
    Molekul yang mengandung proton terionisasi. Sebuah molekul dengan produk formula dimulai dengan H biasanya adalah asam.
    Asam organik yang mengandung satu atau lebih gugus karboksil,–COOH. H adalah terionisasi.
    Anion dengan proton terionisasi. (Misalnya, HSO4–    H+ + SO42- )
    Kation
        kation logam transisi
        kation logam berat dengan muatan tinggi
        NH4+ terdisosiasi menjadi NH3 + H+

Basa kuat
Basa kuat terurtai 100% menjadi kation dan OH – (ion hidroksida). hidroksida dari logam golongan IA dan IIA biasanya dianggap sebagai basis yang kuat.
    LiOH – lithium hidroksida
    NaOH – natrium hidroksida
    KOH – kalium hidroksida
    RbOH – rubidium hidroksida
    CsOH – cesium hidroksida
    * Ca(OH)2 – kalsium hidroksida
    * Sr(OH)2 – strontium hidroksida
    * Ba(OH)2 – barium hidroksida
* Basa ini benar-benar terurai dalam larutan 0,01 M atau kurang. Basa lainnya dengan konsentrasi sebesar 1,0 M dan terurai 100%  pada konsentrasi itu. Ada basa kuat selain yang tercantum, tetapi mereka jarang dijumpai.
Basa Lemah
Contoh basa lemah NH3, dan dietilamina, (CH3CH2)2NH. Kebanyak basa lemah adalah anion dari asam lemah. basa lemah tidak menghasilkan ion OH– oleh disosiasi. Sebaliknya, mereka bereaksi dengan air untuk menghasilkan ion OH–. Sedikit tambahan kondisi penentuan suatu asam-basa di atas adalah diukur pada temperatur 25°C
Mungkinkah pH Larutan Negatif?
Mungkinkah pH larutan negatif? Jawaban singkatnya, MUNGKIN! Kenapa tidak mungkin, hitungan secara teoritis ini sangat mungkin kok!. Ini hanya terjadi pada asam kuat dengan konsentrasi yang lebih dari 1 M.  Kita bisa periksa menggunakan rumus pH = -log [H+], misalnya larutan HCl 10M maka kalkulasinya menghasilkan nilai -1. Jadi ini mungkin banget kan?!
Tetapi adakah alat (pH meter) yang sanggup mengukur nilai sampai pH -1? Ini lain lagi masalahnya.
Dalam literatur dinyatakan rentang pH itu antara 0 – 14. Itu saja dibatasi kalau larutannya encer (tidak lebih dari 1 M). Pada alat ukur derajat keasaman ini bekerja dengan menggunakan larutan pembanding tertentu. Atau dengan kata lain alat tersebut perlu dikalibrasi terlebih dahulu sebelum digunakan. Jadi pH juga berharga relatif, belum lagi diukur pada kondisi bagaimana, misal pada suhu berapa derajat atau tekanan berapa atm.\
Jadi setiap asam yang menghasilkan konsentrasi ion hidrogen dengan molaritas lebih besar dari 1 yang dihitung memiliki pH negatif. Misalnya, pH HCl 12M dihitung menjadi -log (12) = -1,08. Namun, Anda tidak bisa hanya mencelupkan elektroda pH kaca dalam HCl dan mengukur pH negatif. pH elektroda gelas mengalami defek (catat) yang disebut ‘acid error’ yang menyebabkan ia mengukur pH lebih tinggi dari pH nyata. Hal ini sangat sulit untuk diterapkan koreksi untuk cacat ini untuk mendapatkan nilai pH benar.
Juga, asam kuat konsentrasi tinggi tidak sepenuhnya terurai dalam larutannya . Dalam kasus HCl, beberapa hidrogen akan tetap terikat dengan klorin, sehingga dalam hal ini pH nyata akan lebih tinggi daripada pH yang dihitung dari molaritas asam.
Keadaan yang lebih rumit jika aktivitas atau konsentrasi efektif ion-ion hidrogen dalam asam kuat pekat yang lebih tinggi  dari konsentrasi yang sebenarnya. Hal ini karena ada begitu sedikitnya air sebagai pelarut per unit asam. Sementara pH umumnya dihitung sebagai -log [H +](negatif logaritma dari molaritas ion hidrogen), akan lebih akurat untuk menulis pH = – log aH+ (pH = negatif logaritma dari aktivitas ion hidrogen). Pengaruh aktivitas ion hidrogen ini sangat kuat, dan membuat pH jauh lebih rendah daripada yang kita harapkan dari molaritas asam.
Jadi … Anda tidak dapat mengukur pH yang sangat rendah secara akurat  dengan pH elektroda kaca dan sulit untuk mengatakan apakah pH itu ditentukan oleh peningkatan aktivitas ion hidrogen lebih dari yang disebabkan oleh terurainya asam secara tidak sempurna. pH negatif adalah mungkin, tetapi bukan sesuatu yang bisa ditunjukkan secara nyata.

Pertanyaannya: untuk apa sih sesungguhnya kita menentukan pH larutan, bukannya sudah cukup diwakili dengan satuan konsentrasi MOLAR? Ini pertanyaan yang sering muncul. Jawabannya pasti SAUDARA sudah tahu?!🙂
Bahasan kimia kelas 11 sma fokus pada larutan, larutan asam-basa dan garam, diobok-obok sampai habis karena larutan adalah hal penting yang ada di sekitar kehidupan ini. Banyak zat beserta sifatnya menjadi bermakna karena sifat keasaman dan kebasaannya demikian pula kombinasi asam-basa yaitu garamnya. Jadi simak bahasan itu semua dengan baik pada semester 2 ini.
Konsep asam basa ini akan menjadi hal yang sangat-sangat penting untuk mempelajari sifat-sifat kimia pada bahasan kimia lanjut. Apalagi kalau berminat di bidang yang ada kaitannya dengan kimia. Di sma bahasan asam basa masih cukup sederhana dan mendasar, namun mengasyikkan untuk memanjakan nafsu otak kalkulasi dan logika. Hiruk pikuk bahasan asam basa kebanyakan ada pada penentuan mana asam basa serta masing-masing konjugasinya juga tak dan tik hitungan derajat keasaman (pH) beserta parameter yang terkait (konsentrasi, volume, massa, dan lain lain).
Zat utama dalam bahasan ini adalah ion hidrogen dan ion hidroksida  yang dihasilkan ketika zat lain dilarutkan dalam pelarut umum (air). Banyaknya ion-ion tersebut akan menjadi sentral dalam kalkulasi sistem larutan. Kalkulasi tersebut diejahwentahkan dalam satuan konsentrasi molar (M). Banyak parameter yang terkait molar ini, bisa datang dari mana saja sebagai “sumber masalah” soal-soal larutan. Jangan sampai konsep terlepas ketika sedang asyik berhitung. Kimia bukanlah soal hitung-menghitung laksana matematika. Jadi kalau menguasai konsep mol dan teori asam basa maka tidak ada hal yang akan menyulitkan untuk menyelesaikan persoalan kimia asam-basa ini.
Ada beberapa teori tentang asam basa, namun keduanya bersifat relatif. Tidak ada larutan yang mutlak asam atau basa. Kerelatifan asam basa larutan sesungguhnya jika ada dalam pasangan zat  (lingkungan) saat terjadi reaksi. Ini mirip kalau kita membandingkan manusia satu dengan manusia lainnya. Silahkan kejar dan banyak tanya tentang kemanfaatan bahasan ini atau kalau malu bertanya jelajahlah jagad maya, pasti ketemu jawaban-jawaban rasa penasaran kita.
Pantas saja bahasan asam basa ini diberi porsi lebih karena manusia sebagai makhluk pembelajar tak akan lepas dari larutan. Fakta bahwa makhluk hidup didominasi oleh larutan menyebabkan ia fokus pada asam basa juga (🙂 apa iyah). Bahkan sehat atau sakitnya manusia bisa diindikasikan oleh derajat asam basa pada ekskresi maupun sekresi zat yang dihasilkan tubuhnya. So penting banget kan?!🙂.
Summber :
Chang. Raymond. 2005 KIMIA DASAR KONSEP KONSEP INTI Edisi ketiga Jilid 2. Jakarta : Erlangga

Share: